Sejarah Sunan Ampel
December 23, 2018
1 Comment
Assalamualaikum Wr.Wb
Hallo guys kembali lagi dengan saya di Sejarah IPSKU,, duhh saya jarang upload guys di karenakan sibuk heheh. Nahh mungpung ada waktu luang nihh sekarang saya akan membagikan ilmu lagi kepada kalian yaitu tentang Sunan Ampel.. Oke laangsung saja menuju topiknya hehehe..
Sejarah Singkat Sunan Ampel
Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia lahir 1401 di Champa. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di Kamboja. Pendapat lain, Raffles menyatakan bahwa Champa terletak di Aceh yang kini bernama Jeumpa. Menurut sebagian riwayat, orang tua Raden Rahmat, nama lain Sunan Ampel, adalah Maulana Malik Ibrahim (menantu Sultan Champa dan ipar Dwarawati). Riwayat lain yang lebih kuat menisbahkan beliau, Sunan Ampel, sebagai putra Ibrahim Asmarakandi yang dimakamkan di Tuban. Ibrahhim Asmarakandi merupakan putrah Syekh Jumadil Kubro. Dalam catatan Kronik Cina dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam madzhaf Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Cina di Champa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Cina di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Cina di Jiaotung (Bangil). Namun, catatan Kronik Cina dari Klenteng Sam Po Kong ini diragukan kebenarannya karena merupakan propaganda Belanda untuk mengaburkan sejarah indonesia.
Beliau memiliki Silsilah dari nabi Muhammad SAW berikut adalah Silsilah Beliau:
Hallo guys kembali lagi dengan saya di Sejarah IPSKU,, duhh saya jarang upload guys di karenakan sibuk heheh. Nahh mungpung ada waktu luang nihh sekarang saya akan membagikan ilmu lagi kepada kalian yaitu tentang Sunan Ampel.. Oke laangsung saja menuju topiknya hehehe..
Sejarah Singkat Sunan Ampel
Sunan Ampel |
Beliau memiliki Silsilah dari nabi Muhammad SAW berikut adalah Silsilah Beliau:
- Ali bin abi Thalib dan Fatimah az-Zahra binti Muhammad
- Husain
- Ali Zainal Abidin
- Muhammad al-Baqir
- Ja'far ash-Shadiq
- Ali Uraidhi
- Muhammad An-Naqib
- Isa Ar-Rumi
- Ahmad al-Muhajir
- Ubaidullah
- Alawi Awwal
- Muhammad Sohibus Saumi'ah
- Alawi Ats-Tsani
- Ali Kholi' Qosam
- Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
- Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
- Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India)
- Abdullah Khan
- Ahmad Jalaludin Khan
- Syaikh Jumadil Qubro / Jamaluddin Akbar al-Husaini
- Maulana Malik Ibrahim/ Ibrahim Asmoro
- Sunan Ampel/ Raden Rahmat/ Sayyid Ahmad Rahimatillah
Syekh Jumadil Qubro (alias Haji Bong Tak Keng), dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak bersama sama datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah, Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan, dan adiknya Maulana Ishak mengislamkan Samudra Pasai.
Di Kerajaan Champa, Maulana Malik Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Champa, yang akhirnya mengubah Kerajaan Champa menjadi Kerajaan Islam. Akhirnya dia dijodohkan dengan putri raja Champa (adik Dwarawati), dan lahirlah Raden Rahmat. Di kemudian hari Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa tanpa diikuti keluarganya.
Sunan Ampel (Raden Rahmat) datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak, yaitu:
- Putri Nyai Ageng Maloka,
- Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang),
- Syarifuddin (Sunan Drajat)
- Syarifah, yang merupakan istri dari Sunan Kudus.
Mohlimo atau Molimo, Moh (tidak mau), limo (lima), adalah falsafah dakwah Sunan Ampel untuk memperbaiki kerusakan akhlak di tengah masyarakat pada zaman itu yaitu:
- Moh Mabok: tidak mau minum minuman keras dan sejenisnya.
- Moh Main: tidak mau main judi, togel, taruhan dan sejenisnya.
- Moh Madon: tidak mau berbuat zina, homoseks, lesbian dan sejenisnya.
- Moh Madat: tidak mau memakai narkoba dan sejenisnya.
- Moh Maling: tidak mau mencuri, korupsi, merampok dan sejenisnya.
mantap blognya kunjungi balik ya www.masasinfo.com
ReplyDelete